Diskop.id – Indonesia seperti yang kita ketahui memiliki iklim tropis. Oleh sebab itu, musim yang dimiliki Indonesia hanya dua yaitu panas dan hujan. Di belahan dunia lainnya, ada pembagian iklim subtropis. Para ahli membuat berbagai teori tentang klasifikasi iklim di dunia.
Teori inilah yang dapat menjelaskan kenapa setiap negara memiliki iklim yang bermacam-macam. Anda juga harus ciri dari klasifikasi iklim yang sudah dijelaskan oleh para ahli sehingga memahami kondisi di suatu wilayah.
Apa Itu Iklim?
Sebelum membahas tentang klasifikasinya terlebih dahulu pahami pengertian dari iklim. Iklim adalah pola cuaca rata-rata yang ada di suatu waktu dengan rentang waktu lama serta terjadi pada daerah yang luas seperti satu negara.
Adanya iklim dikelompokkan ke dalam beberapa kategori dan Anda bisa mengetahuinya dengan mudah karena terdiri dari wilayah yang luas dan dalam jangka waktu lama. Perbedaan dari iklim disebabkan oleh beberapa faktor.
Contohnya saja adalah matahari yang mempengaruhi iklim dari luar bumi. Keberadaan matahari ini mempunyai peranan yang besar dalam hal perubahan suhu, awan, hujan, dsb. Oleh sebab itu, matahari bisa mempengaruhi iklim di suatu negara.
Selain itu, ada juga faktor dari keberadaan jenis tanaman dan ketinggian wilayah juga menentukan iklim serta berbagai faktor lainnya. Untuk lebih jelasnya, Anda dapat melihat pembagian iklim berikut ini menurut para ahli.
Klasifikasi Iklim
Ada beberapa pembagian iklim yang dikenal oleh banyak orang dan dibuat oleh para ahli Pendidikan terkemuka, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Iklim Matahari
Sesuai dengan namanya, klasifikasi iklim yang pertama ini dibuat berdasarkan keberadaan dari matahari sebagai sumber panas untuk bumi. Iklim matahari dibagi menjadi 4. Ada iklim tropis seperti yang terjadi di Indonesia, subtropis, sedang, dan dingin.
- a. Iklim Tropis
Pertama kita akan membahas iklim yang sudah banyak diketahui karena termasuk klasifikasi iklim di Indonesia. Iklim ini punya ciri khas dari dua musim yang terjadi yaitu musim panas dan penghujan.
Negara iklim tropis seperti Indonesia terdapat di garis khatulistiwa. Yang termasuk iklim tropis bisa juga ada di garis lintang 23,50LU sampai 23,50LS. Suhu dari iklim tropis bersuhu normal yaitu di atas 18 derajat Celcius.
Contoh negara beriklim tropis yaitu Indonesia, India, Hongkong, dsb.
- b. Iklim Subtropis
Klasifikasi iklim berikutnya adalah iklim subtropis yaitu wilayah yang ada di garis lintang 23,5 derajat – 35 derajat LU dan LS.
Adapun cirinya yaitu punya kelembaban udara rendah, perbedaan kondisi cuaca ekstrem, tekanan udara lebih tinggi dibandingkan iklim tropis serta punya 4 musim yaitu panas, dingin, gugur, dan semi.
Contoh negara subtropis yaitu ada di wilayah Amerika Serikat, Asia Tengah, Asia Timur.
- c. Iklim Sedang
Dikatakan iklim sedang jika daerah tersebut berada di lintang 40 derajat – 66,5 derajat LU dan LS. Wilayah yang beriklim sedang memiliki kondisi tekanan udara yang tidak stabil sehingga seringkali mengalami badai secara mendadak.
Negara iklim sedang contohnya seperti Prancis, Inggris, Italia, Denmark, Jerman, Mongolia, dsb.
- d. Iklim Dingin atau Kutub
Terakhir, adalah iklim dingin yang terjadi pada 20% permukaan bumi. Iklim dingin ada di wilayah kutub bumi lebih tepatnya ada di garis lintang 66,5 derajat – 90 derajat LU dan LS.
Ciri dari iklim ini yaitu diliputi dengan cuaca yang ekstrim dan dingin. Hal ini terlihat dari musim panas yang sejuk dan ekstrim. Negara iklim dingin seperti di Finlandia, Norwegia, Alaska, Kanada, Islandia, Greenland, dsb.
2. Iklim Koppen
Iklim Koppen adalah pembagian iklim berdasarkan rata-rata dari curah hujan dan suhu. Pembagian iklim Koppen terdiri dari beberapa jenis, diantaranya sebagai berikut:
- Iklim hujan tropis (A): punya suhu sekitar 18-300C sedangkan curah hujan lebih dari 60 mm/bulan. Hutan hujan tropis adalah jenis tumbuhan yang ada di iklim tersebut.
- Iklim kering (B): Suhunya sekitar 19-320C dengan kondisi curah hujan merata. Di iklim kering terdapat bioma gurun dan stepa.
- Iklim sedang (C): Di musim dingin punya suhu -30C sampai kurang dari 180C di musim panasnya lebih dari 100C.
- Iklim dingin (D): suhu ada di sekitar -30C -100C. Iklim dingin punya ciri kondisi yang sangat dingin dan kering.
- Iklim kutub (E): suhu ekstrim dingin yaitu 0 – 100C. Iklim ini ada di daerah puncak atau ketinggian 5000 ft. Oleh sebab itu, suhu yang ada di wilayah ini sangat dingin. Anda bisa menemukan bioma tundra dan salju abadi di daerah yang memiliki iklim kutub.
3. Iklim Junghuhn
Iklim Junghuhn adalah pembagian iklim yang dinilai berdasarkan vegetasi di wilayah tersebut dan dilihat juga dari ketinggiannya. Iklim ini terbagi menjadi 4 jenis, yaitu sebagai berikut:
- Zona panas: punya ketinggian 0-700 m. Tanaman ini cocok untuk tembakau, jagung, kelapa, dan tebu.
- Zona sedang: punya ketinggian 700-1500 m. Tanaman di zona sedang yaitu tembakau, teh, kopi, dan cokelat.
- Zona sejuk: punya ketinggian 1500-2500 m. Tanaman di daerah ini seperti kopi, teh, sayuran, dan kina.
- Zona dingin: punya ketinggian lebih dari 2500 m. Di zona ini hanya ditanami lumut saja.
Dari iklim Junghuhn ini, banyak para petani yang menggunakannya untuk kebutuhan agrikultur. Dari penentuan ketinggian yang digolongkan oleh Junghuhn, para petani dan pelaku usaha bisa menanam tumbuhan apa yang cocok untuk daerah tersebut.
4. Iklim Schmidt-Ferguson
Klasifikasi iklim berikutnya adalah iklim yang dibuat oleh Schmidt dan Ferguson. Klasifikasi ini dilihat dari perbedaan curah hujan di setiapwilayah. Iklim tersebut terbagi menjadi 8 tipe, yaitu: A sampai H.
- Sangat basah (A)
- Basah (B)
- Agak Basah (C)
- Sedang (D)
- Agak Kering (E)
- Kering (F)
- Sangat Kering (G)
- Luar Biasa Kering (H)
Iklim ini disesuaikan dengan penentuan kriteria bulan basah, bulan lembap, dan bulan kering. Bulan basah, memiliki kriteria curah hujan >100 mm. Sedangkan untuk bulan lembab berkisar 60-100 m, dan bulan kering punya curah hujan kurang dari 60 mm.
5. Iklim Olderman
Iklim Olderman adalah klasifikasi yang menggunakan curah hujan sebagai dasar penggolongan iklimnya. Jadi, ini sebenarnya mirip dengan iklim Schmidt-Ferguson. Namun, bedanya yaitu karakteristik dari bulan basah serta cara perhitungannya.
Saat melakukan perhitungan menggunakan iklim Olderman, Anda tidak perlu menggunakan rumus yang sama dengan Schmidt-Ferguson. Anda cukup menentukan bulan basah selama satu tahun dari curah hujan di suatu wilayah.
Adapun kriteria dari iklim Olderman untuk bulan basah memiliki curah hujan lebih dari 200mm. Sedangkan untuk bulan lembab punya curah hujan antara 100-200mm. Lalu, untuk bulan keringnya punya curah hujan kurang dari 100mm.
Klasifikasi iklim di atas punya perbedaan signifikan dan dapat terlihat dengan jelas faktor apa yang menjadi dasar dalam penentuan iklim yang dibuat oleh ahli ini. Ada yang menentukannya dari matahari, curah hujan, ketinggian, suhu, dsb.
Baca Juga: