Di negara Indonesia, tidak hanya diisi oleh wilayah perkotaan saja, tetapi ada juga wilayah desa. Setiap desa yang ada di wilayah Indonesia dapat tergolong dalam klasifikasi desa. Ada jenis desa berdasarkan perkembangannya.
Anda perlu memahaminya lebih lanjut agar dapat mengetahui ciri dari setiap jenis desa ini. Ciri ini nantinya akan dilihat berdasarkan keadaan masyarakat yang ada di desa itu. Selain itu, akan dicek pula kondisi dan perkembangan desa sehingga dapat digolongkan kepada jenis desa tersebut.
Klasifikasi Desa
Desa mempunyai perkembangan yang berbeda-beda di setiap wilayah. Oleh sebab itu, dari perkembangan ini membuat sebuah desa dapat diklasifikasikan ke berbagai hal. Untuk memahaminya lebih lanjut, simak klasifikasi desanya berikut ini.
1. Berdasarkan Perkembangannya
Jika dilihat dari perkembangannya, klasifikasi desa dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Desa Swadaya
Jenis desa swadaya adalah desa yang memiliki ciri perkembangannya rendah. Desa ini disebut juga sebagai desa yang tertinggal. Penduduknya masih memilik pola pikir yang primitif. Ciri desa Swadaya lainnya adalah daerahnya yang masih terisolir dengan daerah luar.
Hal ini menandakan bahwa desa tersebut umumnya ada di pedalaman sehingga akses ke daerah lain atau kota menjadi sangat sulit. Dari ciri inilah yang membuat desa tersebut masih memiliki kebudayaan dan adat istiadat yang kental.
Masyarakatnya mayoritas menjalankan tradisi dan adat istiadat dari nenek moyang. Hal inilah yang menjadikan warga desanya taat pada tradisi secara turun-temurun ini sehingga memiliki budaya yang khas dibandingkan daerah lainnya.
Dari segi mata pencahariannya, masyarakatnya banyak bekerja dengan memanfaatkan potensi alam yang ada di sekitarnya. Contohnya nelayan, petani, dsb. Lalu, kegiatan mencari kerja yang dilakukannya adalah untuk memenuhi kebutuhan primer.
Untuk itu, berikut adalah poin-poin penting tentang ciri-ciri desa swadaya:
- Daerahnya tertutup dan sulit terjangkau dari luar.
- Penduduknya sedikit. Biasanya banyak yang satu keturunan atau tetangganya adalah kerabat sendiri.
- Mata pencahariannya umumnya sama dan bersifat agraris seperti petani, berkebun, dsb.
- Memiliki adat dan tradisi yang kental.
- Hubungan kekerabatannya sangat dekat.
- Masih sedikitnya sarana dan prasarana di desa swadaya.
- Sedikit pemanfaatan teknologi karena sulit terjangkau budaya luar. Bahkan, ada juga desa yang masih sangat alami dan tidak menggunakan teknologi sama sekali.
b. Desa Swakarya
Klasifikasi berikutnya adalah desa Swakarya. Desa ini memiliki perkembangan yang lebih pesat dibandingkan dengan desa swadaya. Masyarakat yang mendiami desa tersebut lebih maju setingkat dari desa swadaya.
Mereka dapat mengikuti perkembangan zaman dan memiliki sikap yang terbuka dengan budaya dan teknologi. Adat istiadat dari desa ini sudah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan yang terjadi di lingkungannya.
Selain itu, pekerjaan dari warga desa swakarya lebih banyak dan bervariasi. Hal ini terjadi seiring dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang semakin berkembang di negara Indonesia.
Tidak hanya dari mata pencahariannya saja yang berkembang, tetapi juga pembangunan dan infrastruktur di desa Swakarya juga ikut maju sehingga kebutuhan masyarakatnya menjadi lebih terpenuhi.
Berikut ini adalah ciri-ciri desa Swakarya yang harus Anda ketahui.
- Tidak terikat dengan budaya secara seutuhnya seperti pada desa Swadaya.
- Terbuka dari pengaruh wilayah luar.
- Sudah ada berbagai sarana yang mendukung seperti untuk pendidikan, kesehatan, ekonomi, dsb.
- Tersedia teknologi yang digunakan oleh masyarakat tersebut.
- Lapangan pekerjaan di desa tersebut sudah mulai bervariasi dan tidak hanya bersifat agraris dan memanfaatkan alam saja.
- Akses untuk ke desa lebih mudah dijangkau dari luar daerah yang ada di sekitarnya.
c. Desa Swasembada
Klasifikasi desa berdasarkan perkembangannya yang terakhir adalah desa Swasembada. Dibandingkan dengan dua desa lainnya, desa Swasembada memiliki tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan keduanya. Desa Swasembada sering disebut sebagai desa yang sudah berkembang atau maju.
Masyarakat desanya sudah pandai untuk memanfaatkan sumber daya dengan baik untuk meningkatkan pembangunan di desa Swasembada. Tingkat pendidikan dan ekonominya tergolong tinggi dibandingkan desa lain.
Desa ini juga memberdayakan masyarakat dengan baik melalui ide yang dimiliki masyarakatnya. Warga desa sudah bisa berpartisipasi dengan baik serta memiliki pemikiran yang maju. Jika dirangkum, beberapa ciri-ciri desa Swasembada adalah sebagai berikut:
- Punya lokasi yang dekat dengan daerah perkotaan atau kecamatan. Hal ini membuat akses desa Swasembada ini lebih mudah dijangkau oleh masyarakat luar. Sehingga akan terjadi arus lintas desa ke kota begitu juga sebaliknya.
- Penduduk desa Swasembada cukup banyak bahkan memiliki mata pencaharian yang beragam dari skala kecil sampai besar.
- Masyarakatnya tidak terikat oleh adat bahkan sudah mengikuti tren globalisasi yang ada.
- Sudah tersedia berbagai fasilitas yang memadai dan lengkap. Baik fasilitas untuk pendidikan, ekonomi, dan administrasi publik.
- Sifat dari masyarakatnya terbuka serta memiliki pemikiran yang kreatif dan kritis.
- Masyarakat ikut terlibat dalam pembangunan desa sehingga lebih maju dibandingkan desa lainnya.
2. Berdasarkan Aktivitasnya
Pembagian desa juga terbagi berdasarkan aktivitasnya. Klasfikasi desa berdasarkan aktivitasnya terbagi menjadi 3 kategori, yaitu desa agraris, desa industri, dan desa nelayan. Berikut adalah penjelasan lengkapnya.
a. Desa Agraris
Jenis desa agraris merupakan desa yang penduduknya memiliki pekerjaan utama di bidang pertanian dan perkebunan. Desa ini sering terjadi di desa swadaya karena wilayahnya yang masih alami dan masyarakatnya yang mengandalkan sumber daya alam.
Desa agraris juga sering ditemukan di pegunungan dan wilayah lahan yang subur sehingga mudah untuk ditanami berbagai jenis tumbuhan. Masyarakatnya umumnya menjadi petani. Jika desanya ada di dataran rendah, umumnya, warga desa akan menanam padi, jagung, dan berbagai tumbuhan lain yang cocok untuk daerah tersebut.
Namun, jika daerahnya ada di dataran tinggi, maka tanaman yang cocok ditanami seperti teh, kopi, dan berbagai jenis buah-buahan. Oleh sebab itu, keberadaan desa agraris ini juga disesuaikan dengan letak geografis dari desa tersebut.
2. Desa Industri
Berikutnya adalah desa industri. Desa ini memiliki penduduk dengan aktivitas utama di bidang industri. Industri yang dijalankan oleh penduduk desa ini dalam lingkup rumah tangga. Contohnya seperti industri kain tenun, kain batik, keripik ikan, dsb.
Umumnya, pemilihan jenis industri ini juga dilihat dari ciri khas desa tersebut sehingga produknya lebih mudah untuk dipasarkan dan mendapatkan perhatian dari masyarakat luas.
3. Desa Nelayan
Klasifikasi desa berdasarkan dari aktivitasnya yang terakhir adalah desa nelayan. Desa ini ada di sekitar pesisir pantai sehingga tidak heran apabila mata pencahariannya sebagai nelayan. Jadi, kegiatannya ada di bidang perikanan dan pertambakan.
Anda akan menemukan berbagai tempat tambak dan budi daya ikan di desa ini. Ada yang menjualnya langsung dan ada yang menjualnya ke pasar ketika ikan sudah cukup siap untuk dipanen.
Klasifikasi desa ini terbagi menjadi dua yaitu berdasarkan perkembangannya dan berdasarkan aktivitasnya. Dari penjelasan di atas, desa memiliki berbagai jenis dan tingkatannya. Jadi, tidak semua desa memiliki tradisi dan adat yang kental karena ada juga yang modern.
Baca Juga: