Cerita penggemar thrifting berburu baju bekas banyak dijumpai di media sosial. forum online, atau grup WhatsApp yang membahas thrift shopping. Thrifting sendiri adalah kegiatan menjual barang-barang bekas yang diimpor dari luar negeri. Thrift shopping saat ini sudah menjadi sebuah tren yang semakin populer.
Para penggemar thrift shopping yang gemar berburu baju bekas berbagi pengalaman, strategi, dan tips untuk mencari baju bekas yang langka dan bernilai tinggi. Beberapa dari mereka bahkan menghasilkan uang dengan menjual baju bekas yang mereka temukan di thrift shop.
Fenomena Thrifting
Seperti yang disebutkan sebelumnya, thrift shopping sekarang sudah menjadi sebuah tren yang semakin menjamur di kalangan generasi milenial dan gen Z. Salah satu barang yang paling sering dicari di thrift shop adalah baju bekas.
Banyak orang yang menggemari thrift shopping ini, bukan hanya karena harga yang lebih terjangkau, tetapi juga karena mereka dapat menemukan barang-barang unik dan langka yang tidak bisa ditemukan di toko-toko biasa.
Di antara para penggemar thrift shopping, ada kelompok penggemar yang sangat antusias dalam mencari baju bekas. Kelompok ini berburu baju bekas dengan cara yang sangat intensif dan sistematis, dengan tujuan untuk menemukan baju-baju bekas yang langka dan bernilai tinggi.
Tips Berburu Baju Bekas yang Bernilai Tinggi
Kegiatan thrifting berburu baju bekas ini memang terdengar seperti hobi yang sangat menyenangkan, tetapi sebenarnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika ingin menjadi seorang thrift shopper yang sukses.
Berikut adalah beberapa tips yang dibagikan dalam cerita penggemar thrifting berburu baju bekas agar dapat membantu para penggemar thrift shop dalam mencari baju bekas yang langka dan bernilai tinggi:
1. Ketahui Tempat Berbelanja Baju Bekas Impor
Pertama-tama, ketahui tempat-tempat yang biasanya menjadi tujuan para pemburu baju-baju bekas impor. Banyak thrift shop yang menjual baju bekas dengan harga yang murah, tetapi hanya sedikit dari mereka yang menyediakan baju-baju bekas yang bernilai tinggi.
Oleh karena itu, para thrift shopper biasanya akan mengunjungi thrift shop yang sudah terkenal atau memiliki reputasi sebagai tempat yang sering menyediakan baju bekas yang langka dan bernilai tinggi.
Selain thrift shop, ada juga beberapa pasar loak atau pasar barang bekas yang menjadi tempat favorit para thrift shopper. Di pasar loak, biasanya akan lebih banyak barang-barang unik dan langka yang ditemukan. Namun, harga di pasar loak bisa jadi lebih mahal daripada harga di thrift shop.
2. Kenali Jenis Baju Bekas yang Bernilai Tinggi
Cerita penggemar thrifting berburu baju bekas selanjutnya menyebutkan jika penting sekali untuk mengenali jenis-jenis baju bekas yang bernilai tinggi. Apabila ingin menjadi seorang thrift shopper yang sukses, kita perlu tahu jenis-jenis baju bekas yang memiliki nilai jual tinggi.
Beberapa contoh baju bekas yang langka dan bernilai tinggi adalah baju vintage, baju desainer, baju band, dan baju konser. Baju-baju seperti itu biasanya sulit ditemukan di toko-toko biasa dan memiliki nilai jual yang tinggi di pasar kolektor.
3. Perhatikan Detail dan Kualitas
Tips selanjutnya adalah memperhatikan detail dan kualitas baju bekas yang ingin dibeli. Baju bekas yang langka dan bernilai tinggi biasanya memiliki beberapa karakteristik khusus, seperti kondisi yang baik, bahan yang berkualitas, dan desain yang unik.
Sebabnya, kita perlu memperhatikan dengan seksama detail-detail baju bekas yang ingin dibeli, seperti kancing, jahitan, dan bahan. Pastikan juga untuk memeriksa apakah ada noda atau kerusakan pada baju tersebut sebelum membelinya.
4. Mencoba Pakaian Terlebih Dahulu
Jangan ragu untuk mencoba baju bekas yang ingin dibeli. Meskipun baju tersebut adalah baju bekas, kita tetap harus mencobanya terlebih dahulu untuk memastikan apakah ukurannya pas dan cocok dengan tubuh kita.
Jika memungkinkan, cobalah juga untuk melihat bagaimana baju tersebut terlihat saat dipakai dengan aksesori atau celana yang sesuai.
5. Berhemat dan Beli Seperlunya Saja
Tips terakhir dari caerita penggemar thrifting berburu baju bekas adalah berhematlah saat membeli baju bekas. Memang, salah satu daya tarik dari thrift shopping adalah harga yang lebih terjangkau daripada toko-toko biasa.
Namun, jangan terlalu terbuai dan membeli baju bekas dengan harga yang terlalu tinggi, terutama jika kita belum yakin apakah baju tersebut memiliki nilai jual yang tinggi di pasar kolektor.
Cerita Penggemar Thrifting Berburu Baju Bekas
Para penggemar thrifting saat berburu baju bekas berbagi beberapa pengalaman menariknya. Beberapa di antaranya berhasil menemukan baju desainer dari merek ternama dengan harga yang sangat murah di thrift shop, sementara yang lain menemukan baju vintage yang langka dan hanya diproduksi dalam jumlah terbatas.
Ada pula penggemar thrift shopping yang memiliki kisah-kisah menarik tentang baju bekas yang mereka temukan. Salah satu contohnya adalah seorang penggemar baju bekas impor yang menemukan sebuah baju vintage dari tahun 1960-an yang hanya dijual seharga 50 ribu rupiah.
Setelah mencari tahu, ternyata baju tersebut memiliki nilai jual yang sangat tinggi di pasar kolektor dan berhasil dijual seharga jutaan rupiah.
Tantangan yang Dihadapi oleh Para Thrift Shopper
Meskipun kegiatan ini terdengar sangat menyenangkan, tetapi ada juga beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Salah satu tantangan yang sering dihadapi oleh para penggemar thrifting saat berburu baju bekas adalah ketersediaan waktu.
Kebanyakan thrift shop atau pasar loak hanya buka pada hari-hari tertentu atau pada jam-jam tertentu, sehingga para throfter perlu mengatur waktu mereka dengan baik untuk bisa mengunjungi tempat-tempat tersebut.
Tantangan lainnya adalah persaingan dengan penggemar thrifting lainnya. Karena kegiatan ini semakin populer, maka semakin banyak pula orang yang melakukan hal serupa. Hal ini dapat membuat persaingan semakin ketat dalam mencari baju bekas yang langka dan bernilai tinggi.
Tantangan yang Dihadapi Negara karena Fenomena Thrifting
Tantangan pun dihadapi oleh negara dengan adanya fenomena thrifting ini. Sebagian besar baju bekas yang dijual di thrift shop atau pasar loak berasal dari negara-negara berkembang. Nah ini menjadi tujuan utama bagi industri fashion global untuk membuang sisa-sisa produksi mereka.
Adapun tantangan lain yang dihadapi oleh negara adalah sebagai berikut:
1. Penurunan Pendapatan Pajak
Jika konsumen beralih dari pembelian produk baru ke produk bekas atau murah, maka negara akan kehilangan pendapatan pajak dari penjualan produk baru.
Hal tersebut dapat menyebabkan pengurangan pendapatan bagi negara yang memerlukan pendapatan pajak untuk membiayai program-program sosial dan infrastruktur.
Negara pun perlu mencari solusi untuk mengimbangi penurunan pendapatan pajak, misalnya dengan mengefektifkan sistem pajak yang ada atau mencari sumber pendapatan baru.
2. Dampak Lingkungan
Meskipun banyak yang menganggap thrifting dapat menghemat uang dengan membeli produk bekas atau murah, namun konsumsi dan produksi barang bekas atau murah dapat meningkatkan jumlah limbah yang dihasilkan.
Dampak ini akan terasa terutama jika barang tersebut tidak didaur ulang atau dibuang secara bertanggung jawab.
Cerita penggemar thrifting berburu baju bekas berakhir di masa pandemi. Mereka khawatir dengan penyebaran virus Covid-19 di pakaian bekas yang diimpor dari luar negeri. Meski demikian, saat pandemi berakhir, para penggemar thrifting ini mulai kembali aktif berkegiatan.
Baca Juga: