Tembok Berlin jadi salah satu monumen ikonik yang pernah menjadi saksi berpisahnya Jerman Barat dan Timur. Runtuhnya Tembok Berlin membawakan angin segar bagi kedua belah pihak, terutama warga dari Jerman Timur yang ingin ke Jerman Barat.
Kehadiran Tembok Berlin juga tak serta merta ada sendiri, ada faktor yang membuat pembangunan Tembok Berlin ini perlu dilakukan. Untuk tahu bagaimana sejarah lengkapnya, berikut adalah penjelasan mengenai eksistensi Tembok Berlin, dari awal berdiri hingga keruntuhannya.
Awal Mula Berdirinya Tembok Berlin
Kekalahan Jerman dari Perang Dunia 2 membuat Jerman dibagi menjadi empat bagian. Sekutu yang sudah menduduki Jerman akhirnya membagi Jerman dalam 4 zona, dengan masing-masing zona di duduki oleh AS, Inggris, Uni Soviet dan Perancis.
Pembagian 4 zona tersebut sudah disepakati oleh semua pihak dalam Konferensi Postdam pada Juli 1945. Dalam perjanjian tersebut, Uni Soviet mengambil alih kekuasaan di Jerman Timur, sedangkan pihak sekutu yang terdiri dari AS, Inggris dan Perancis mengambil Jerman Barat.
Namun hubungan tersebut tak berjalan dengan harmonis, suasana kompetitif dan agresif pun kian meruncing. Puncaknya adalah Blokade Berlin yang mulai dilakukan Uni Soviet pada Juni 1948. Tujuan dari blokade tersebut adalah membuat Sekutu yang ada di Jerman Barat kelaparan.
Dengan membuat Jerman Barat tak mendapat pasokan makanan, harapannya Sekutu akan pergi dari Jerman Barat. Sayangnya blokade tersebut gagal, sebab Sekutu melancarkan taktik bernama Berlin Airlift. Sekutu menggunakan taktik tersebut untuk memasok makanan lewat jalur udara ke Jerman Barat.
Merasa tak berhasil dengan rencana Blokade Berlin, Uni Soviet pun mencabut keputusan blokade pada 1949. Walaupun sudah dicabut, namun konflik atara Jerman Barat yang diduduki Sekutu dan Jerman Timur yang di duduki Uni Soviet tak kunjung mereda.
Faktor Berdirinya Tembok Berlin
Mulai tahun 1950-an, banyak masyarakat yang tidak betah tinggal di Jerman Timur. Beberapa anak muda Jerman Timur yang terlatih mulai melarikan diri ke Jerman Barat untuk hidup yang lebih baik. Tercatat, di tahun 1949 – 1961 ada sekitar 3 juta warga Jerman Timur yang melarikan diri.
Jumlah tertinggi warga Jerman Timur kabur ke Jerman Barat paling besar terjadi menjelang di bangunnya Tembok Berlin. Pada 12 Agustus 1961, ada 2.400 orang yang meninggalkan Jerman Timur. Bulan Agustus menjadi bulan presentasi tertinggi untuk warga Jerman Timur kabur ke seberang.
Karena masifnya perpindahan penduduk dari Jerman Timur ke Jerman Barat, pemerintah pun tak tinggal diam. Pada 12 – 13 Agustus 1961, pembangunan Tembok Berlin mulai dilangsungkan. Pembangunan dilakukan diam-diam ketika warga tengah tertidur.
Dari sini, bisa diketahui kenapa Tembok Berlin dibangun, beberapa faktor yang menyebabkan Uni Soviet mendirikan tembok pembatas adalah:
1. Kaburnya Penduduk
Selama awal bulan Agustus 1961, jumlah penduduk Jerman Timur yang kabur ke Jerman Barat terus meningkat. Penduduk yang kabur ini punya beragam profesi, mulai dari dokter, insinyur, teknisi, bahkan guru.
2. SDM Jerman Timur Merosot
Dengan makin banyaknya penduduk yang melarikan diri, sumber daya pekerja terampil yang ada di Jerman Timur pun merosot drastis. Kebanyakan pekerja terampil ini kabur karena tak setuju dengan sistem pemerintahan komunis di wilayah Jerman Timur.
3. Masalah Ekonomi
Kaburnya penduduk Jerman Timur tak hanya karena sistem pemerintahan komunis, tapi juga masalah ekonomi. Kehidupan yang represif dan keras di Jerman Timur membuat banyak orang mendamba hidup yang lebih mudah di Jerman Barat.
Kisah Berdirinya Tembok Berlin
Tembok Berlin didirikan oleh tentara dan pekerja konstruksi pada malam hari di sepanjang garis batas antara Jerman Barat dan Jerman Timur. Awalnya mereka hanya menggali lubang dan memasang tiang beton serta kawat berduri, namun langkah lebih lanjut dilakukan dengan memotong kabel telepon.
Jalur kereta api yang menghubungkan Jerman Timur dan Barat juga ditutup dan dijaga dengan ketat. Pekerjaan tersebut berlangsung diam-diam dan dalam waktu singkat, Tembok Berlin sudah memisahkan antara Jerman Timur dan Barat.
Akses masyarakat, terutama warga Berlin, kian terbatas. Jika sebelumnya mereka bisa mengunjungi Jerman Barat untuk pertandingan sepak bola, menonton opera, atau mecari hiburan, maka sejak Agustus 1961, hal tersebut tak bisa lagi dilakukan.
Tembok Berlin berdiri sepanjang 155 kilometer dan mengalami berbagai transformasi. Awalnya hanya berupa kawat berduri, namun kemudian tembok ini berubah menjadi tembok beton dengan kawat berduri di bagian atasnya.
Penyebab Runtuhnya Tembok Berlin
Serupa dengan berdirinya Tembok Berlin yang tiba-tiba, penyebab runtuhnya Tembok Berlin juga demikian. Setidaknya ada beberapa faktor yang menyebabkan tembok ini runtuh, diantaranya:
1. Masalah Ekonomi dan Kekurangan Pangan di Uni Soviet
Menjelang tahun 1980, Uni Soviet mulai menghadapi masalah perekonomian dan kekurangan pangan yang berkepanjangan. Apalagi di perparah dengan adanya ledakan pembangkit listrik Chernobyl pada tahun 1986. Kondisi ekonomi terus memburuk dan membuat warga makin menderita.
2. Keruntuhan Komunis
Kekuatan komunis di Jerman Timur mulai memudar. Ini terlihat dengan adanya kegoyahan kepemimpinan komunis di wilayah Polandia, Hongaria, dan Cekoslowakia antara tahun 1988 hingga 1989.
3. Protes Besar-Besaran Penduduk
Akhirnya di tahun 1989, penduduk di Jerman Timur melakukan protes besar-besaran pada pemerintah. Mereka mengharapkan pemilu bebas dilakukan, apalagi dengan adanya desakan dari Jerman Barat. Penduduk juga meminta pemerintah mengundurkan diri dari posisinya.
4. Keputusan Gunter Schabowski
Pejabat pemerintah Jerman Timur, Gunter Schabowski, akhirnya mengumumkan bahwa relokasi permanen ke Jerman Barat bisa dilakukan. Kebijakan yang ditetapkan pada November 1989 ini berarti membuka tembok batasan antara Jerman Timur dan Barat.
Setelah keputusan Gunter ditetapkan, runtuhnya Tembok Berlin pun terjadi. Warga Jerman Timur berbondong-bondong datang ke daerah perbatasan dan menghancurkan tembok tersebut dengan palu dan gada hingga bisa dilewati.
Dampak Runtuhnya Tembok Berlin
Dampak runtuhnya Tembok Berlin tak hanya dirasakan oleh masyarakat Jerman Timur saja, namun juga masyarakat internasional. Lebih lengkap, berikut adalah dampak yang bisa dirasakan dengan runtuhnya tembok pembatas antara Jerman Barat dan Timur tersebut.
- Simbol runtuhnya blok komunis di wilayah Jerman Timur. Ini juga menjadi tanda bahwa blok sekutu memenangkan pertarungan idealisme di wilayah Jerman.
- Merupakan permulaan unifikasi Jerman Setelah runtuhnya tembok, Jerman tak lagi terbagi dalam dua bagian. Jerman menjadi negara yang satu dan tak lagi terbagi dalam wilayah Barat atau Timur.
- Simbol berakhirnya Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat.
- Warga Jerman Timur bisa pergi ke wilayah Jerman Barat dengan bebas, begitu pula sebaliknya tanpa perlu khawatir. Perpindahan penduduk dari Jerman Timur ke Jerman Barat pun aman untuk dilakukan.
Runtuhnya Tembok Berlin mendapatkan reaksi besar dan positif dari seluruh dunia pada saat itu. Saat ini sisa-sisa Tembok Berlin masih bisa dilihat di sekitar wilayah Berlin dan menjadi saksi bisu bagaimana Jerman sempat terpisah dalam dua wilayah dengan perbedaan hidup yang kontras.
Baca Juga: