Diskop.id – Apakah Anda pernah melihat sungai yang memiliki bentuk memanjang dan meliuk, tebing pantai yang curam, dan sedimentasi di muara sungai? Hal ini terjadi karena tenaga eksogen. Pada penjelasan kali ini kita akan membahas tuntas tentang tenaga dari luar bumi ini.
Tidak hanya tenaga endogen, proses eksogen juga menimbulkan perubahan bentuk bumi. Ada beberapa faktor dan jenis yang menyebabkan berbagai bentukan di permukaan bumi. Selain itu, jenis bentang alam dari tenaga ini juga perlu Anda pahami. Simak penjelasannya berikut.
Pengertian Tenaga Eksogen
Berdasarkan buku Pendidikan Geografi Ramah Alam ciptaan Kustopo (2017), apa yang dimaksud dengan tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi yang membuat perubahan bentuk dan bentang alam yang ada.
Sumber dari tenaga luar bumi ini ada banyak meliputi air yang terdiri dari siraman hujan, air laut, dan air permukaan. Kemudian, sumbernya bisa juga dari atmosfer yaitu dari perubahan suhu udara dan dapat juga karena angin.
Sumber tenaga eksogen lainnya yaitu dari gelombang laut baik itu dari gletser dan berbagai sumber lainnya. Terakhir, dari organisme seperti mikroorganisme, tumbuhan, hewan, sampai karena pengaruh manusia yang membuat bentukan alam menjadi berubah dari sebelumnya.
Prinsip dari tenaga eksogen berkebalikan dengan tenaga endogen. Anda dapat melihat perbedaan tenaga eksogen dan endogen dari asal tenaganya. Untuk tenaga endogen yaitu tenaga dari dalam atau yang disebabkan dari bawah lapisan litosfer.
Jenis tenaga ini lebih bersfiat membangun. Maksudnya adalah mengangkat kulit bumi sampai membentuk lipatan atau patahan. Dari lipatan atau patahan itulah yang menyebabkan berbagai bentuk muka bumi yang bervariasi.
Contohnya seperti gunung api, lemah, bukit, kawah dsb. Sedangkan untuk tenaga eksogen hanya mampu mengubah bentuk permukaan bumi di daerah yang sempit saja dan hanya mengubah sebagiannya.
Proses Tenaga Eksogen Membentuk Muka Bumi
Proses eksogen ini merombak permukaan bumi karena beberapa proses seperti pelakukan, erosi, sedimentasi, dan pergerakan dari tanah itu sendiri. Simak beberapa jenis proses eksogen yang dibantu oleh air, es, atau udara.
1. Pelapukan
Pelapukan merupakan peristiwa saat batuan hancur menjadi batuan yang lebih kecil lagi atau menjadi bentuk yang lebih halus. Proses pelapukan ini disebabkan karena beberapa faktor seperti perbedaan temperatur, fisik, kimiawi, sampai karena keterlibatan dari organisme.
Proses ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena prosesnya perlahan-lahan dan terlapuk sedikit demi sedikit. Contohnya proses pembentukan tanah akibat dari proses pelapukan batuan.
Proses pelapukan terbagi menjadi 3, yaitu sebagai berikut:
- a. Pelapukan Mekanik atau Fisik
Proses hancurnya batuan karena dipengaruhi oleh faktor fisik. Perubahannya tidak mengubah struktur batuan aslinya. Pelapukan mekanik ini disebabkan karena perbedaan suhu.
Contohnya proses pelapukan batuan dari tetesan hujan dan panas matahari yang berlangsung terus-menerus sehingga akhirnya hancur dan menjadi tanah.
- b. Pelapukan Kimiawi
Pelapukan ini terjadi karena faktor kimia atau penambahan bahan kimia tertentu yang akhirnya membuat batuan menjadi melapuk.
Proses ini memiliki ciri adanya perubahan susunan kimia dan struktur pada batuan tersebut. Contohnya adalah proses oksidasi atau karena kandungan oksigen yang menyebabkan mineral dari batuan tersebut menjadi hancur.
- c. Pelapukan Organik
Berikutnya adalah pelapukan organik yaitu proses hancurnya batuan yang disebabkan karena aktivitas dari jasad renik atau organisme. Contohnya adalah tumbuhan lumut, cacing tanah, paku-pakuan, bakteri, dan serangga.
Dari adanya organisme tersebut membuat batuan lama-kelamaan akan menyusut karena mengalami pelapukan. Anda dapat melihatnya pada batuan yang mengandung tumbuhan, lama-kelamaan batuan tersebut akan hancur karena terdegradasi oleh bakteri atau jasad renik.
2. Erosi (Pengikisan)
Erosi adalah pengikisan dari batuan. Anda mungkin sudah sering mendengar kata ini di bangku sekolah dasar. Lalu, apa itu erosi? Erosi adalah pengikisan batuan yang disebabkan karena faktor alam yang mengalami pergerakan.
Biasanya, erosi tidak langsung terbentuk begitu saja. Batuan tersebut harus menerima faktor alam tersebut secara terus menerus. Adapun faktornya dapat disebabkan karena sungai, angin, gelombang air laut, dan gletser.
Jika faktor tersebut berkontak dengan batuan dalam jangka waktu lama, maka terjadi pemindahan massa batuan secara alami dari satu tempat ke tempat lainnya atau bahkan terkikis dalam jumlah yang besar.
Akibatnya, batuan tersebut sudah tidak utuh lagi. Jenis erosi dibagi menjadi 4, yaitu sebagai berikut:
- Ablasi: erosi yang terjadi karena aliran air contohnya seperti sungai atau air hujan. Jika aliran air ini terjadi secara terus-menerus dan melalui batuan, maka lama-kelamaan batuan akan tergerus. Partikel dari batuan ini kemudian akan terbawa oleh aliran air tersebut.
- Abrasi: erosi yang disebabkan karena gelombang air laut. Semakin besar kekuatan dari gelombang air laut yang menghantam tebing atau gua, maka semakin besar pula dampak erosi yang ditimbulkan. Contoh bentang alam dari proses abrasi ini yaitu tebing yang terjal, tanjung, teluk, dsb.
- Eksarasi: erosi ini disebabkan kaena es atau proses glasial. Eksarasi sering ditemukan di dataran tinggi seperti gunung kaena di puncak gunung umumnya terjadi hujan salju yang nantinya akan mengerosi tebing. Dapat juga ditemukan pada negara yang memiliki musim salju.
- Deflasi: pengikisan ini disebabkan oleh angin. Angin mempunyai kekuatan yang dapat menerbangkan massa batuan atau tanah sehingga membuatnya mengalami erosi. Umumnya, pengikisan ini terjadi di tempat yang banyak pasirnya dan bergurun.
3. Sedimentasi
Jika Anda bingung pengertian dari sedimentasi seperti apa, Anda bisa menyebut bahwa sedimentasi adalah hasil dari erosi. Setelah pengikisan terjadi, maka material tersebut akan tertimbun di tempat lain.
Nah, penimbunan atau pengendapan ini yang disebut dengan sedimentasi. Dapat disimpulkan bahwa sedimentasi adalah pengendapan dari material yang hasil erosi yang terjadi karena air, angin, dan gletser di suatu wilayah. Berikut adalah jenis dari sedimentasi untuk lebih jelasnya:
- 1. Sedimentasi Fluvial
Sedimentasi ini adalah proses pengendapan yang disebabkan karena air sungai. Air sungai tersebut akan memindahkan partikel batuan dan membawanya ke pinggir sungai, badan sungai, atau muara sungai.
Itulah kenapa proses ini dapat menyebabkan bentuk sungai yang berkelok-kelok. Sedimentasi ini juga dapat membentuk delta.
- 2. Sedimentasi Eolin
Jenis sedimentasi berikutnya adalah eolin dimana proses pengendapan ini terjadi karena faktor angin. Sedimentasi ini sering ditemukan di padang pasir atau daerah yang bergurun seperti mesir. Bentukan alamnya disebut sebagai gumuk pasir.
Tak hanya itu, eolin juga sering ada di pantai karena disana pasti ada pasir dan memiliki angin yang kencang karena pengaruh air laut.
- 3. Sedimentasi Marine
Sedimentasi berikutnya adalah pengendapan yang disebabkan oleh air laut (marine). Ombak membawa material batuan dari hasil erosi sebelumnya kemudian dibawa ke pinggir pantai dan membentuk endapan.
Akibatnya, terbentuklah hamparan dari kerikil dan pasir di sepanjang pantai.
- 4. Sedimentasi Gletser
Terakhir adalah sedimentasi gletser yang disebabkan karena air es yang mencair. Es tersebut membawa material tanah dan batuan yang akhirnya terendapkan di wilayah lain.
Tenaga eksogen dapat merombak bentuk bumi menjadi beberapa bentang alam. Proses ini menimbulkan dampak positif seperti terbentuknya daratan luas, dan terbentuknya habitat. Sedangkan dampak negatifnya dapat menghapus garis pantai dan membuat kesuburan kurang.
Baca Juga: